Indoberitanew – Jawaban Panji Gumilang Tentang Al Zaytun Itu Lembaga Terbuka.
Ahad, 24 April 2005, agenda tamu yang berkunjung ke Ma’had Al- Zaytun lumayan padat.
Panji Gumilang memenuhi permintaan wawancara dari Noor Huda Ismail, seorang peneliti dari Nanyang Technology University Singa- pura. Dan Rohaiza, seorang jurnalis freelance di Singapura yang juga asisten peneliti di Nanyang Technology University Singapura. Serta Muntasir, seorang redaktur pada Harian Presiden terbitan Jakarta.
Apa saja yang hal-hal yang ditanyakan mereka kepada Syekh A.S. Panji Gumilang?
• Saya ingin mendengar pendapat Syekh Panji tentang gerakan Islam atau perkembangan Islam di Indonesia?
Memang ada gerak? Yang bergerak itu muslim, Islamnya tidak. Islam adalah sebuah agama dari zaman nabi Adam yang sampai sekarang tidak gerak. Jika bergerak habis itu. Muslimlah yang bergerak. Jadi namakanlah gerakan muslim, kalau gerakan Islam bisa salah tafsir nanti. Muslim bisa penuh bisa kurang (bisa salah bisa benar) karena muslim itu manusia bukan agama. Manusia selalu bisa salah, bisa benar. Definisinya harus jelas, mau meneliti Islam atau meneliti muslim?
• Gerakan muslim. Menurut Syekh, gerakan muslim di Indonesia sekarang ini bagaimana?
Saya tidak pernah menilai, saya seorang pendidik yang mempersiapkan muslim yang baik. Al-Zaytun adalah lembaga pendidikan yang terbuka untuk manusia, maka jika nanti ada Nasrani yang masuk ke sini maka Nasrani yang baik.
Berarti Al-Zaytun menerima non-muslim untuk masuk sini?
Tidak ada istilah muslim dan nonmuslim. Al-Zaytun menerima manusia. Manusia itu macam-macam agamanya.
Kalau nanti, misalnya, ada yang non-muslim masuk sini apakah diterima?
Jangan dikalaukan. Hantarkan ke sini akan saya terima. Anda hantar ke sini dari Singapura yang beragama Budha, kami terima. Mengapa harus tidak diterima? Tapi kalau masih “kalau”, jungan. Hantar saja ke sini tidak usah pakai “kalau”.
Kembali kepada soal gerakan muslim tadi. Dalam sejarahnya setiap bentuk gerakan muslim tak bisa dilepaskan dari berbagai macam bentuk. ada yang lewat partai, ada yang tidak lewat partai. ada yang gerakan bawah tanah dan ada yang tidak bawah tanah. Pandangan Syekh seperti apa?
Kalau contohnya diambil Al-Zaytun, maka anda nilai seperti apa?
Terbuka…
Ya sudah… itu saja. Saya tidak bisa melukiskan siapa-siapa yang lain, nanti salah terka. Belum tentu pas.
Biasanya di pesantren kan ada idiologinya. Lalu ada lembaga supporting nya. Di Al-Zaytun seperti apa?
Di sini ada yayasan. Jadi yang mendirikan Al-Zaytun itu Yayasan Pesantren Indonesia. YPI itulah yang membuat proyek-proyek, satu di antaranya pendidikan. Semua proyek itu dinamakan Al-Zaytun.
Sumber : Majalah Al-Zaytun
Sumber foto from google